Ashes
of Love, dengan judul asli 香蜜沉沉烬如霜
(Xiang Mi Chen Chen Jin Ru Shuang). Dikenal juga dengan Heavy Sweetness,
Ash-like Frost , 香蜜沉沉燼如霜 , The Honey Sank
Like Frost.
Awalnya,
saat membaca judul drama xianxia yang juga di adaptasi dari novel ini terkesan
dalam dan sedih. Rencananya saya mau skip adegan-adegan yang nggak penting dan
kurang menarik. Tetapi, setelah menonton beberapa episode awal, ternyata cukup
lucu dan seru.
Film ini berjumlah 63 episode, tetapi di Viki hanya 60, dengan
sutradara Chu Yui Bun. Tayang pada 2 Agustus 2018 sampai 4 September 2018, film
ini memiliki genre Friendship,
Historical, Comedy, Romance, Wuxia, Drama, Fantasy, Melodrama, dan Supernatural
Film
ini dibuka dengan adegan megah saat dewa bunga melahirkan anak perempuan di
Shui Jing, nama kerajaan bunga yang seluruh penghuninya perempuan. Sebelum
meninggal, ia memberikan sebuah pil anti rasa pada anaknya, supaya saat dewasa tidak
mengalami kepedihan karena cinta seperti yang dialami ibunya. Dia juga
memerintahkan agar kelahiran Jin Mi, nama putrinya yang diperankan oleh Yang Zi,
dirahasiakan dan tidak boleh keluar dari Shui Jing yang seluruh penghuninya
perempuan selama 10.000 tahun.
Setelah
4000 tahun, Xi Fung (Deng Lung), alias phoenix, putra kedua kerajaan langit
yang juga seorang Dewa Perang terluka, lalu jatuh ke Shui Jing. Dia ditolong
oleh Jin Mi yang sudah menjadi gadis muda polos yang nakal. Jin Mi yang malas belajar,
melihat kesempatan untuk kabur dari Shui Jing dan bekerja pada Xi Fung di
istana langit.
Sejak
menjadi asisten Xi Fung, Jin Mi bertransformasi dari gadis muda yang
biasa-biasa, menjadi gadis cantik yang anggun, sehingga banyak pria jatuh cinta
padanya. Rahasia Jin Mi yang semula tidak mengetahui perbedaan antara laki-laki
dan perempuan ini pun terungkap. Begitu juga Xi Fung yang perlahan-lahan
menyadari perasaannya pada Jin Mi. Film ini semakin menarik karena dibumbui
kasih dan perselisihan antara saudara, kisah tersembunyi dalam keluarga, persahabatan
sejati, serta politik dan penghianatan.
Buat
saya, film ini seolah memberi pesan bahwa cinta adalah senjata yang paling berbahaya
sekaligus paling indah. Satu hal yang pantas diperjuangkan, tapi juga bisa
mengubah seseorang menjadi monster tanpa disadari.
Cinta
bisa memberi rasa cemburu hingga mampu menyakiti, posesif hingga mampu melakukan
apa saja supaya bisa memiliki, bahkan demi orang yang dicintai rela
mengorbankan diri sendiri. Cinta bisa memberi kekuatan, tapi juga bisa membunuh.
Satu
hal yang paling membekas adalah tata cara pernikahan di kerajaan Demon. Kalau saja
ada alat yang bisa mendeteksi cinta sejati hanya dari setetes darah, mungkin masa
kini bakal banyak pernikahan yang gagal. Hehe ...
No comments:
Post a Comment