I'm a mother, singer, musician, writer, author and blogger. "Life is fragile, handle with prayer" ❤ Email ceishirley@gmail.com ❤ facebook shirley du ig: shirley du twitter & wattpad @shirleyduassa
Saturday, September 29, 2018
Friday, September 28, 2018
LAWLESS - Sang Penegak Hukum
Sudah lama saya nggak buat review buku bacaan. Selain waktu baca yang berkurang karena maksain diri mengedit cerita Shalomita Secret dan Married Actually yang sudah tamat di Wattpad, saya juga ingin menyelesaikan The Whisper di Storial, Drop Dead Jill yang ganti genre dan judul (masih dipikirkan judul lainya), dan Beautifull Neighbour yang ienya tiba-tiba menguap.
Pusing, kan, kalau jadi manusia?
Banyak keinginan, banyak prasangka, banyak harapan, banyak PHP, banyak kasihan, dan banyak keperluan. Haha ...
Ini semua nggak ada hubungannya sama hobby menulis, apalagi membaca!
Kadang-kadang, kalau lagi bete dan mood nggak jelas, saya langsung cari buku yang menghibur. Biasanya antara komedi dan romance. Kalau komedi seru, bikin ketawa. Kalau romance ya ... tau sendiri lah!
Begitu juga dengan yang terjadi kemarin. Sambil mikirin ide-ide baru buat Pluk me dan artikel parenting yang sebentar lagi terbit, saya baca bukunya Diana Palmer, salah satu dari sekian banyak seri Harlequin. Uhuk ... uhuk ... (jadi ini toh bacaannya! haha ...)
Setelah gagal move on dari novel Origin, saya memutuskan mencari hal-hal yang romantis dari novel ini.
Judul : Lawless (Terjemahan: Sang Penegak Hukum)
Penulis : Diana Palmer (Harlequin)
Penerbit : GPU
Tahun : 2009
Tebal : 416 halaman 18 CM
Kisah Crissy, alias Christabel Gaines yang terpaksa menikah dengan Judd Dunn (bukan Jedunn ya ...) demi menyelamatkan peternakannya. Crissy waktu itu masih berusia enam belas tahun, sementara Judd memenjarakan ayahnya karena kebrutalan pria itu terhadap Crissy.
Judd berjanji akan mengajukan pembatalan pernikahan setelah gadis itu berusia 21 tahun. Tapi, selama lima tahun Crissy justru berharap Judd mencintainya, karena gadis itu jatuh cinta pada Judd, walaupun Judd tidak menunjukkan ketertarikannya pada Crissy.
Semua itu berubah dengan kehadiran Cash Grier dan seorang model internasional Tippy Moore dalam rumah tangga mereka.
Apakah Crissy bisa memenangkan hati Judd, atau justru jatuh cinta pada Cash? Lalu, bagaimana sebenarnya hubungan antara Judd dan supermodel Tippy?
Silakan baca kelanjutannya ^_^
Pusing, kan, kalau jadi manusia?
Banyak keinginan, banyak prasangka, banyak harapan, banyak PHP, banyak kasihan, dan banyak keperluan. Haha ...
Ini semua nggak ada hubungannya sama hobby menulis, apalagi membaca!
Kadang-kadang, kalau lagi bete dan mood nggak jelas, saya langsung cari buku yang menghibur. Biasanya antara komedi dan romance. Kalau komedi seru, bikin ketawa. Kalau romance ya ... tau sendiri lah!
Begitu juga dengan yang terjadi kemarin. Sambil mikirin ide-ide baru buat Pluk me dan artikel parenting yang sebentar lagi terbit, saya baca bukunya Diana Palmer, salah satu dari sekian banyak seri Harlequin. Uhuk ... uhuk ... (jadi ini toh bacaannya! haha ...)
Setelah gagal move on dari novel Origin, saya memutuskan mencari hal-hal yang romantis dari novel ini.
Judul : Lawless (Terjemahan: Sang Penegak Hukum)
Penulis : Diana Palmer (Harlequin)
Penerbit : GPU
Tahun : 2009
Tebal : 416 halaman 18 CM
Kisah Crissy, alias Christabel Gaines yang terpaksa menikah dengan Judd Dunn (bukan Jedunn ya ...) demi menyelamatkan peternakannya. Crissy waktu itu masih berusia enam belas tahun, sementara Judd memenjarakan ayahnya karena kebrutalan pria itu terhadap Crissy.
Judd berjanji akan mengajukan pembatalan pernikahan setelah gadis itu berusia 21 tahun. Tapi, selama lima tahun Crissy justru berharap Judd mencintainya, karena gadis itu jatuh cinta pada Judd, walaupun Judd tidak menunjukkan ketertarikannya pada Crissy.
Semua itu berubah dengan kehadiran Cash Grier dan seorang model internasional Tippy Moore dalam rumah tangga mereka.
Apakah Crissy bisa memenangkan hati Judd, atau justru jatuh cinta pada Cash? Lalu, bagaimana sebenarnya hubungan antara Judd dan supermodel Tippy?
Silakan baca kelanjutannya ^_^
Tuesday, September 4, 2018
Semalam di Venetian Macao
Saya ingin membagi sedikit pengalama saat menginap semalam di hotel Venetian, Macao tahun 2011. Tentu saja itu kurang up to date untuk tahun 2018 ini. Tapi, karena itu merupakan salah satu kenangan yang sulit dilupakan, saya hanya ingin menceritakan pengalaman ini hanya sebagai hiburan saja.
Bagi para pecinta
traveling, hotel Venetian Macao tentu sudah tidak asing lagi. Hotel megah
dengan berbagai fasilitas berkelas ini jelas akan membuat betah siapa saja. Begitupun
dengan saya. Rasa penasaran dan ingin tahu seperti apa rasanya menginap disini
membawa keluarga kami ke Macao. Rombongan kami terdiri dari saya, suami, kedua
anak saya, kedua mertua saya, keluarga adik ipar saya dan kedua anaknya..
Kami
bersepuluh tiba di Macao dengan menyeberang menggunakan ferry dari China. Memang
jarak antara China dan Macao tidak terlalu jauh, hanya sekitar 145 Kilometer
dari Guang Zhou. Karena Macao adalah daerah administrasi khusus Tiongkok, kami
harus menunjukkan paspor pada saat menyeberang. Setiba di Macao, kami dijemput
menggunakan shuttle bus gratis di
terminus Maritimo. Begitu memasuki kawasan hotel, kami hampir tidak bisa
berkedip melihat pemandangan yang begitu indah dan mewah.
Mulai masuk pintu lobby
utama, kami disuguhi hiasan dan ornament khas Italia dengan warna kuning
keemasan. Lambang hotel Venetian sendiri berdiri dengan megahnya di
tengah-tengah. Lukisan khas Italia juga tersebar di langit-langit
Kami menyewa tiga
kamar, satu kamar untuk tiap keluarga.
Kamar saya memiliki dua tempat tidur besar, sehingga muat untuk empat
orang. Kamar kami dilengkapi
dengan dua buah televisi, satu di bagian tengah antara kedua tempat tidur, satu
lagi di bagian yang menjadi ruang tamu. Kamar mandi disini cukup luas, lengkap
dengan bathub dan meja rias.
Setelah melepas lelah, tentu
saja kami tak mau melewatkan keindahan kota Macao yang dijuluki “Vegas of The
East” ini. Tempat pertama yang kami datangi adalah City of Dreams, sebuah
komplek resort yang memiliki tiga hotel berbintang lima bersama toko-toko dan
mega kasino. Disana kami menyaksikan film 3D Dragons treasure di theatre “The
Bubble,” yang merupakan salah satu theatre yang dimilikinya selain The Dancing Watter
Theatre. Bentuk layar The Bubble bulat 360 derajat (Vquarium). Kami menonton dengan
berdiri di tengah-tengah, film yang berlangsungpun terlihat lebih hidup karena
layarnya yang bulat mengelilingi kami.
Dari
situ, kami berjalan-jalan di Senado Square,
landmark-nya kota Macao. Nama-nama jalan di Macao memang banyak menggunakan
bahasa Portugis, dengan awalan Rua (jalan
standar) dan Avenida (jalan yang
memiliki dua jalur atau lebih). Macao sendiri dulunya adalah Negara jajahan
Portugis dan baru diserahkan ke Tiongkok pada tahun 1999. Itulah sebabnya Macao
memiliki kebudayaan yang tercampur antara Portugis dan China. Begitupun bahasa yang digunakan. Tetapi karena penduduk
Macao 90% berbahasa Canton, maka bahasa yang digunakan lebih banyak adalah
bahasa Canton.
Senado
Square adalah lapangan yang dirancang dengan gaya
Portugis, lengkap dengan façade, gedung-gedung
yang warna dan modelnya klasik khas
spanyol. Begitu juga dengan pavement (batu
lantai) yang disusun dengan indah. Di lokasi ini terdapat Ruin of St Paul’s,
reruntuhan gereja St Paul yang terkenal itu. Setelah puas berjalan-jalan,
akhirnya kami kembali ke hotel.
Hotel
Venetian dibangun menyerupai kota Venesia, lengkap dengan kanal dan gondolanya.
Kanal ini terletak di tengah area pusat perbelanjaan di dalam hotel dengan berhiaskan
langit yang selalu cerah. Ya, langit yang terlihat adalah langit buatan yang
dilukis dengan indah sehingga selalu terlihat cerah.
Selain
pertokoan, di area ini juga terdapat food cort dengan beraneka ragam makanan
dengan menu dalam dan luar negeri. Jadi, kita tinggal memilih makanan apa yang
sesuai dengan selera kita. Bila rindu dengan masakan Indonesia, kita bisa
mencoba masakan khas Malaysia yang rasanya hampir sama dengan masakan
Indonesia.
Setelah
puas menjelajah makanan dan pertokoan, kami bersiap untuk beristirahat.
Eit,
tunggu dulu. Rasanya tidak afdol kalau menginap di hotel ini tanpa mencoba
peruntungan di kasino. Sayangnya anak-anak tidak diperbolehkan masuk. Terpaksa
saya membawa anak-anak ke kamar untuk beristirahat sementara suami, adik ipar
dan orang tuanya melanjutkan petualangan di kasino.
Pagi hari setelah
breakfast, suami dan keluarganya kembali mengunjungi kasino. Saya dan anak-anak
menikmati fasilitas lainnya di hotel ini, yaitu berenang. Tentu saja mereka
menikmati kolam renangnya yang jernih, apalagi musim panas. Segar sekali
rasanya. Dari sini saya membawa anak-anak ke Qube, area bermain khusus anak-anak.
Berbagai permainan bisa mereka mainkan. Mulai dari permainan elektronik,
ketangkasan dan keahlian juga ada. Pertama-tama, untuk memasuki area Qube,
anak-anak diwajibkan memakai
baju khusus. Yaitu sepasang baju dan celana training serta dilengkapi dengan
kaos kaki.
Siangnya kami kembali
menikmati suasana di kanal dan cuci mata di pertokoan dalam hotel. Kami juga
berkeliling melihat beberapa bagian hotel yang belum sempat kami kunjungi dan
nikmati. Di hotel sebesar ini, waktu memang terasa sangat singkat. Kami harus
checkout hari ini dan melanjutkan perjalanan ke Hongkong.
Sehari
di hotel Venetian Macao memang membuat kami lupa diri. Tempat tidur yang
nyaman, fasilitas yang mewah, permainan yang menarik, acara-acara yang
memuaskan, semua jadi satu. Tidak salah kami memilih menginap di hotel ini.
Walaupun membawa keluarga besar yang memiliki minat dan hobby yang berbeda-beda, kami bisa menikmatinya bersama-sama.
Sedikit tips sederhana dari
saya bila ingin nyaman berlibur di tempat ini ialah:
Siapkan sambal. Keluarga saya adalah
penggemar makanan pedas. Masakan di Macao dan di China bagi kami terasa kurang
pedas. Jadi, untuk menambah selera makan sebaiknya kita membawa sambal atau
bumbu rendang sendiri. Tapi bila Anda sudah terbiasa dengan makanan yang tidak
pedas tentu sambal bukan masalah penting.
Bawalah selalu minuman kemasan, lebih
tepatnya botol minuman. Ini khusus buat kita yang tidak biasa ke toilet hanya
dengan menggunakan tissue. Macao, seperti halnya Negara lain yang maju, mereka
hanya menggunakan tissue untuk di toilet. Buat kita yang terbiasa menggunakan
air, mungkin akan sedikit kesulitan untuk beradaptasi.
Bila tidak ingin menghabiskan uang di
Kasino, bawalah secukupnya saja. Sebaiknya kalau sudah habis jangan ditambah lagi, kecuali kalau memang
datang hanya untuk menghabiskan uang.
Untuk menghemat biaya penginapan, bila
kita datang lebih pagi dan hanya ingin menginap semalam saja, lebih baik
check-in dilakukan sore hari. Barang bawaan bisa dititipkan sementara atau
kalau hanya sedikit bisa kita bawa saja hingga tiba waktu check-in.
Mata uang Macao adalah MOP (Macanese
Pataca), tapi di Macao kita bisa menggunakan Dollar Hongkong dan Chinesse Yuan
dengan nilai tukar yang dianggap sama. Karena nilai tukar CNY (yuan) ke IDR
lebih tinggi sekitar 500 Rupiah dibandingkan MOP, lebih baik bila memiliki mata
uang Macao pergunakan saja MOP.
Hati-hati bila Anda seorang perokok. Macao adalah Negara pusat perjudian
di Asia, tapi pemerintah mengenakan denda 600 MOP (sekitar 997.000 rupiah)
kepada para perokok. Dan bila menolak membayar dendanya tentu akan dipersulit
bila akan kembali ke Macao.
Itulah pengalaman yang kami dapatkan dengan menginap selama semalam di hotel Venetian Macao. Cukup menyenangkan, bukan? Bahkan, kami yang datang dengan tiga generasi, bisa menikmati semua fasilitas yang ditawarkan bersama-sama. Rasanya kami ingin mengulanginya lagi. Kami berencana akan kembali berlibur di sana. Bagaimana dengan Anda?
Itulah pengalaman yang kami dapatkan dengan menginap selama semalam di hotel Venetian Macao. Cukup menyenangkan, bukan? Bahkan, kami yang datang dengan tiga generasi, bisa menikmati semua fasilitas yang ditawarkan bersama-sama. Rasanya kami ingin mengulanginya lagi. Kami berencana akan kembali berlibur di sana. Bagaimana dengan Anda?
Foto diambil dari Tripadvisor |
file diambil dari Venetian Macao |
Subscribe to:
Posts (Atom)